Pagelaran Seni, Tari dan Penca Kolosal, Menjaga Pusaka Warisan Budaya

Pagelaran Seni, Tari dan Penca Kolosal, Menjaga Pusaka Warisan Budaya

Smallest Font
Largest Font

KOTA BOGOR - Wali Kota Bogor, Bima Arya bersama 1.082 anak masing-masing 541 penari dari 18 sanggar dan 541 pesilat dari 25 padepokan di Kota Bogor ngibing bareng dalam acara pagelaran seni, tari dan penca kolosal dalam rangka Hari Jadi Bogor (BJB) ke-541 di Alun-alun Kota Bogor, Sabtu (24/6/2023).

Sebelum ngibing, Bima Arya bersama lima pesilat Kota Bogor memperagakan beberapa gerakan pencak silat.

"Ini contoh menjaga pusaka kota, seperti ini. Diturunkan dan diwariskan secara turun temurun. Saya bangga dan bahagia melihat anak-anak, mulai dari SD, SMP hingga SMA memakai kebaya dan memakai pangsi bersama-sama ngibing, jaipong dan silat dengan luwes. Itu membanggakan sekali," kata Bima Arya.

Gandrung K-Pop atau budaya luar, menurut Bima Arya tidak dilarang ,tetapi seni budaya tradisional Sunda khususnya dan Indonesia umumnya yang telah diwariskan dari masa ke masa memiliki pesona yang luar biasa.

Suguhan atraksi seni budaya tradisional tari dan pencak lengkap dengan pakaian, tata rias, atribut dan aksesoris hingga perlengkapan lainnya menurut Bima Arya merupakan sesuatu yang luar biasa.

"Melihat anak-anak cantik pakai jaket, itu biasa. Melihat pemuda pakai jas, itu juga biasa. Melihat pemuda pemudi pakai kebaya dan pangsi, itu luar biasa. Hari ini saya bahagia karena kalian luar biasa, saya merasa bangga sekali. Tidak ada yang lebih berharga daripada kita bersama-sama menjaga pusaka warisan budaya, karena dengan menjaganya adalah hal yang luar biasa. Dan siapa lagi yang akan menjaganya kalau bukan kita semua," jelas Bima Arya.

Kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Bima Arya meminta kegiatan seperti ini untuk lebih dirutinkan agar ada regenerasi dan warga menjadi terbiasa dengan suguhan-suguhan seni budaya tradisional dan menikmatinya.

Bukan hanya di alun-alun, Bima Arya mempersilahkan untuk penyelenggaraan pagelaran seni budaya tradisional bisa mempergunakan di lokasi lain di Kota Bogor.

"Kalau bisa sebulan sekali, ini luar biasa. Tidak perlu repot-repot pakai kursi atau panggung, cukup ngagelar wae (menggelar saja), lesehan, yang penting ngumpulnya dan warisan budayanya. Rumawat pusaka kota, karena warisan bukan hanya bangunan tetapi juga budaya dan nilai-nilai," tegasnya.

Kepala Disparbud Kota Bogor, Iceu Pujiati menyampaikan, kegiatan yang terselenggara berkat komitmen, kolaborasi dan sinergi sanggar, padepokan serta semua unsur terkait menjadi bukti nyata dalam melestarikan seni budaya Sunda di Kota Bogor.

"Kegiatan bertemakan Rumawat Pusaka ini berlangsung hingga malam hari dengan suguhan pagelaran rampak dalang anak dan senior Kota Bogor, wayang golek dan wayang bambu. Semoga ini menjawab kerinduan warga akan pertunjukan wayang golek maupun wayang bambu karya Ki Dalang Derajat asli dari Kota Bogor dan satu-satunya di Indonesia," kata Iceu. (***)

Editors Team
Daisy Floren